Wednesday, May 29, 2013



            Bagaimana saya bisa kuliah di UNIKAL
        Tahun 2012 merupakan langkah awal bagi saya untuk memulai kehidupan yang baru,lulus dari SMA tentu itu menjadi kegalauan tersendiri ,dalam fikiran tersirat mau kemana saya nanti,mau kuliah,kerja atau bahkan menjadi ibu rumah tangga,namun kalau untuk jadi ibu rumah tangga sepertinya tidak mungkin,karena orang tua belum mengizinkan untuk itu,mereka menginginkan aku untuk jadi anak yang berguna buat mereka dan orang lain,untuk itu mereka selau bersi keras agar aku untuk kuliah,maklumlah aku adalah anak satu-satunya mereka,aku merupakan tumpuhan akhir mereka kelak,aku merupakan satu-satunya anak yang bisa dibanggakan mereka.
(udah ahh ceritanya sampe mendayu-dayu gitu….).
Kembali ke lulus SMA tadi ya,masa-masa itu merupakan puncak akhir dimana masa kekanak-kanakanku harus ku akhiri,saatnya kini aku harus jadi remaja yang benar-benar berfikir ala remaja,bukan hanya menjadi remaja yang berfikiran bak anak kecil (…biasanya Cuma minta ini pak,minta ini buk…)
.
Sekarang masalahnya mau kuliah dimana,dan mau jadi apa kelak(kalo dulu waktu kecil di Tanya elfi mau jadi apa,jadi Dokter…hahah itulah pemikiran anak kecil)
       Langkah awalpun dimulai untuk mewujudkan cita-citaku,aku ingin menjadi seorang Sarjana Teknik Elektro,yaa kelihatannya sangat aneh tapi itulah kenyataannya.Karena aku ingin seperti Bapakku yang jago banget utak-atik Elektro,jadi gak aneh dong kalo aku pengen seperti itu,dari kecil itu aku sudah di kenalkankan dengan barang” Elektronika.
walaupun keinginanku itu di tentang keras oleh kedua orang tuaku,mereka tidak setuju jika aku menjadi seorang sarjana teknik elektro,namun aku tetap ngotot untuk menjadi apa yang aku inginkan.
kedua orang tuaku menginginkan aku untuk sekolah kesehatan,apapun profesinya yang penting kesehatan.
Namun keinginan juga sangat keras dan tak bisa di luluhkan dengan apapun,walaupun orang tuaku telah melarang dengan keras.
Dengan kematangan hati aku pergi melangkah untuk mengikuti tes masuk politeknik negeri di sebuah kota dengan memilih program studi D-IV Teknik Elektro dan D-III Teknik elektro.Setelah 2 hari aku mengikui tes,dan ternyata bener kalau sesuatu tanpa restu orang tua hasilnyapun tak sebanding dengan usaha yang kita lakukan,aku TIDAK LOLOS betapa kecewanya hatiku waktu itu.
Namun waktu itu aku tak berputus asa,seperti nulariku di tutupi oleh nafsu dan ambisiku,aku tetap ingin melanjutkan perjuanganku,aku yakin pilihanku itu baik tanpa mempedulikan orang tuaku.
Tiba saatnya akupun mengikuti tes masuk perguruan tinggi negeri dengan memilik dua program studi yang sama di salah satu PTN,dan seperti yang sudah-sudah orang tua kembali menentang walupun cara menentangnya halus sehingga di tutupi oleh ambisiku yang besar.
Tibalah saatnya waktu pengumuman,ku buka leptop jadul yang beratnya entah berapa,dan hasilnya ZONK,maaf anda tidak di terima,tetap semangat dan jangan menyerah.
Kecewa besar kedua kalinya kualami,namun aku belum sadar akan restu orang tua,aku tetap berambisi kalau aku tak bisa di universutas negeri,aku kan bisa sekolah di universitas swasta.
sampai akhirnya aku browsing” universitas yang memiliki program studi Teknik Elektro.
Namun tau apa yang terjadi,aku di sadarkan sesuatu,sebuah tulisan yang menyadarkan mata hatiku yang tertutup sebelumnya oleh ambisiku.
“Kalau ingin keluar dari rumah,Dapatkan restu kedua orang tuamu,karena restu Allah tergantung Pada restu mereka,Dan jika kamu keluar rumah dengan restu kedua orang tuamu maka setiap langkah kakimu di hitung oleh malaikat,dan kelak Allah akan membalasnya dengan pahala yang berlimpah,Dan jika kamu keluar rumah tanpa restu mereka,maka kemalangan siap menghampiri anda”.Seperti di tusuk jarum hatiku waktu itu,sepertinya Allah telah menyadarkan aku,air mata mulai menetes dari balik pipiku aku kini sadar bahwa restu orang tua adalah segala-galanya,tanpa restu mereka jalan kita tidak akan bisa sesuai yang kita harapkan.
Akhirnya akupun pergi menghampiri orang tuaku,aku bilang kepada mereka aku mau menuruti apa yang mereka inginkan,Tapi kalu sekolah kesehatan aku harus ambil apa:
*Kebidanan
*Keperawatan
*Analis kesehatan
*Fisioterapi
*farmasi
Yuks kita bahas satu-satu,Jurusan Kebidanan hadueh…aku nggak berani dengan yang namanya darah,trus bagaimana nasip saya nanti.
akhirnya orang tua menyarankan untuk mengambil jurusan keperawatan,apalagi yang ini,sumpah aku takut dengan yang namanya jarum suntik,dan dalam profesi ini pun bergelut dengan darah.
lanjut ke alternative ketiga Analis kesehatan,saya sih mau saja kalau di suruh ambil jurusan ini,namun ada pendapat lain,pamanku menyarankan agar aku tidak mengambil jurusan ini,karena kalau ambil jurusan ini harus benar-benar punya antibody yang kuat karena kalau udah terjun di dunia nyata maka harus bergelut dengan penyakit yang di teliti,akhirnyapun tidak jadi.
Alternative selanjutnya yaitu Fisioterapi,kali ini bapakku sedikit tidak menyetujui menurut beliau”setiap rumah sakit itu belum tentu membutuhkan seorang fisioterap
i,coba cari yang lain”.
Setelah mengalami demam cekcok yang amat panjang akhirnya pamanku menyarankan untuk mengambil jurusan farmasi saja di Universitas pekalongan ada jurusan D-III farmasi,Kok Cuma D-III kata orang tuaku,apa nggak saying kuliah di D-III apa nggak lebih baik langsung S1 nya saja.
Namun pamanku kembali menjelaskan,Lebih baik ke D-III saja dulu,karena status D-III sama S1 itub sama Tenaga teknik kefarmasian,percuma S1 kalau tidak langsung profesi,lebih baik D-III skilnya lebih baik karena memang di siapkan untuk dunia kerja.
Dan aku juga tertarik dengan jurusan ini,sepertinya sangat menyenangkan kalau aku ambil jurusan farmasi,pasti nanti aku b
isa tahu berbagai macam obat.
Dan menurut saya jurusan ini sangatlah tepat untuk saya,disamping itu pekerjaan di bidang ini masih sangat banyak dan peluang untuk mendapatkan kerjapun terbuka lebar.
Mungkin ini jalan yang diberikan Allah kepada saya.





GOOD LUCK ^_^  see you




“Dan setiap yang bernyawa itu pasti akan menemui ajalnya,namun setiap hidup dan mati seseorang itu di tangan Allah sang maha pencipta,aku serahkan semua pada yang kuasa dialah yang berkuasa atas hidup dan mati seseorang dan Dia juga yang berhak menentukan takdir dan nasip seseorang bukan orang lain.”
  
“Apakah anda hidup berdasarkan proyeksi diri anda sendiri mengenai anda ataukah proyeksi orang lain mengenai anda?.”

Pertanyaan ini sungguh mengingatkan saya tentang diri saya waktu kecil dulu,dulu sewaktu kecil  orang tuaku sering berkata kepadaku “kamu itu pemalu,masak ngomong sama orang lain aja tidak berani”.
Dan semenjak itu saya merasa diri saya memang sangat pemalu,saya menganggap diri saya itu tidak bisa berinteraksi dengan orang lain.
Dan hal semacam itu masih sering terasa hingga aku dewasa kini,walaupun aku telah mencoba untuk menjadi pribadi yang berani dan menghapus anggapan bahwa aku ini pemalu dan tidak bisa berinteraksi dengan orang lain.
Aku mencoba menepis anggapan itu,aku harus menjadi orang yang berani bicara di depan orang lain,akhirnya waktu  SMA dulu aku mencoba mengaktifkan diri pada bidang-bidang organisasi intra sekolah seperti Osis,Majalah sekolah dan setelah saya buktikan ternyata saya bisa ngomong  di depan orang,saya bisa bergaul dan berinteraksi dengan orang lain walaupun itu membutuhkan waktu dan proses untuk bisa melakukannya.
Sekarang aku percaya aku bukanlah seorang yang pemalu seperti yang di katakan orang tuaku tempo dulu,mungkin niat orang tuaku berkata seperti itu untuk menasehatiku agar aku bisa jadi anak yang berani namun fikiran anak kecil kan berbeda,mereka akan selalu mengganggap dirinya seperti yang dikatakan orang lain.
Selain itu dulu juga orang tuaku pernah bilang “kamu itu jangan keras kepala” sejak saat itu saya selalu berfikiran bahwa saya ini memang keras kepala,yaa ...memang seperti itu,kalau minta apa-apa harus di turutin,sekarang yaa sekarang nggak pake acara penundaan,namun  akhirnya saya sadar sebetulnya saya bukan orang yang keras kepala,saya memiliki hati dan nurani untuk berfikir,mungkin itu hanya anggapan saya yang menganggap diri saya ini keras kepala.
Toh aku bisa bersikap sabar seperti yang di ajakan Rasullulah,Kini aku hidup dalam proyeksiku sendiri “AKU TIDAK KERAS KEPALA,TAPI AKU TEGAS DAN AKU JUGA BUKAN PEMALU TAPI AKU DIAM KARENA DIAM ITU LEBIH BAIK DARI PADA BICARA YANG TIDAK BERGUNA”


Vielen Dank ........^_^